Arsip

Posts Tagged ‘Guru Sufi’

INTERMEZZO : AMALAN YANG TERBAIK

16/08/2009 15 komentar


Wejangan Guru Sufi : Nasehat yang terbaik adalah Pemberi nasehat yang ikhlas, di saat yang tepat dan Penerima yang sadar .

Murid : Berilah kami nasehat tentang amalan yang terbaik.

Guru Sufi :  Amal yang terbaik adalah menurut tingkat dirimu.

  1. Jika engkau seorang penakut, amal terbaikmu adalah berkata benar di hadapan penguasa yang zalim atau berjihad di jalan Allah.
  2. Jika dirimu mempunyai dendam dan teraniaya, amal terbaikmu adalah memaafkan dan menjalin silaturami.
  3. Jika engkau anak durhaka, sebaik-baik amal perbuatanmu adalah berbakti kepada kedua orang-tua dan selalu mendo’akan mereka.
  4. Jika dirimu senang bertengkar dan berdebat, amalan yang terbaik bagimu adalah tawadlu dan mengurangi bicara.
  5. Jika engkau tamak dan bakhil, amalan terbaikmu adalah menjadi seorang dermawan dan selalu bersedekah.
  6. Jika kau pemalas, yang terbaik bagimu adalah shalat di awal waktu dan tidak meninggalkan shalat malam.
  7. Jika kau suka bergunjing, amalan utamamu adalah sibuk berdzikir.
  8. Jika dirimu riya dan sombong, perbuatan terbaikmu adalah berlatih zuhud dan berpuasa.
  9. Jika kau menderita, yang terbaik bagimu adalah bersabar.
  10. Jika kau kaya, amalan utama bagimu adalah bersyukur.
  11. Jika kau miskin, perbuatan terbaikmu adalah rajin berusaha.
  12. Jika kau pintar, amalan terbaikmu adalah mengajarkan.
  13. Jika kau bodoh, yang terbaik untukmu adalah diam.

***

Tentang Memberi dan Meminta

09/08/2009 14 komentar

Σ

Tiga murid mendatangi Guru Sufi dan bertanya :

  • Sekian waktu lamanya kami diajarkan tentang MEMBERI, kapankah Guru akan memberi pelajaran tentang MEMINTA?

Guru Sufi :

  • Iftitah shalat bahkan mengajarkan tentang memberi kepada Allah, bukan meminta. Memberikan shalat dan seluruh ibadahmu, seluruh hidup dan matimu. Berlatihlah sehari lagi, resapkan seluruh pelajaran dengan ihklas dan keyakinan. Ingatlah, hanya kepadaNya kita memberi sembah dan hanya kepadaNya kita meminta.

Sehari kemudian Guru Sufi memanggil tiga murid itu dan bertanya :

  • Apa yang kamu rasakan sekarang ini?

Murid A :  Aku merasakan bahwa Allah hadir dan mengawasi, dan kulihat hanya Dia-lah Pengatur segala sesuatu. Aku menyadari sunatullah, jika aku memberi maka aku akan menerima. Jika aku meminta, sesungguhnya hanya Dia yang Maha Pemberi.

Murid B :  Aku merasakan kebesaran Allah dalam hati, sehingga diriku menjadi kecil bagai debu tak berarti. Aku yakin Allah Mengetahui apa saja keinginan dalam hatiku dan Dia adalah sandaran tempat diriku bermohon dan meminta. Dia Memberi tanpa diminta.

Murid C :  Aku merasakan tanganNya begitu kukuh, pendengaranNya amat tajam, mataNya amat jernih menyusup ke dalam relung hati, dan kakiNya begitu kuat. Dengan semua pemberianNya yang meliputi segala sesuatu, kini Aku bahkan merasa malu untuk meminta apa-apa.

Sesungguhnya Allah lebih malu dari hamba-hambaNya. Jika seorang hamba mendekat kepadaNya selangkah, Dia akan mendekat sedepa. Jika hamba mendekat kepadaNya berjalan, Dia menyongsong sambil berlari….

***

(Ditulis untuk menyongsong Ramadhan bulan mulia, sebagai renungan diri seorang hamba)

Guru Sufi Mengajarkan Tentang Dzikir ( 2 )

05/08/2009 8 komentar

HAKIKAT DZIKIR

Guru Mursyid :
Keinginanmu, Cita-citamu, Kehendakmu dan Do’a Pengharapanmu
Jika kau letakkan dalam sebuah mizan
tak cukup emas sebesar Uhud sebagai penyeimbang
bahkan seandainya satu Uhud lagi kau tambahkan

Dengan apa kau akan mengirimkannya
melewati langit tujuh lapisan
Kudamu akan lelah, habis tenaga di tengah
tak bergerak walau selangkah

Murid :
Jadi dengan apa kami harus membawa?
bagaimana kami mesti mengirim?

Guru Mursyid :
dirimu adalah pengembara
beban di mizanmu seluas samudra
maka, siapkan tali busurmu
ikatkan bebanmu di panahmu
hanya itulah jalanmu
merentang busur dan melepaskan panahnya

Murid :
Panah kami tak bisa lari sejauh kuda
Bagaimana bisa sampai yang dituju?

Guru Mursyid :
dzikirmu adalah pemikul bebanmu
dzikirmu adalah sayap panahmu
dua sayap membawa burung dari barat ke utara
ribuan sayap akan menghantar panahmu keliling dunia

Panahmu adalah dzikirmu
menembus air, api, tanah dan udara
menembus jarak dan waktu
menembus bumi dan langit ketujuh

seperti Sulaiman yang memahami
singgasana Balqis hanya berada di balik tirai
dengan dzikir tirai terbuka
dan singgasana terlihat sekejap mata

Dzikirmu adalah sayap buraq-mu
lebih cepat dari cahaya bintang
lebih kuat dari ribuan kuda
lebih tajam dari pandangan mata

dzikirmu terbuat dari ikhlas dan azzam
terekat dan tersusun oleh zuhud dan diam
dzikirmu tak bisa dikekang tembok batu
dzikirmu tak binasa oleh waktu

***

( ditulis dengan semangat menyongsong Al Layl Al Qadr )

Guru Sufi Mengajarkan Tentang Dzikir

04/08/2009 8 komentar

BERDZIKIR MENURUT PERINTAH

Guru Sufi mengajarkan berdzikir

Saat tidur, bangun dan berjalan

Saat mandi, berwudlu dan menanti adzan

Guru Sufi memerintahkan jumlah dzikir

saat menyapu lantai, membersihkan halaman

memotong kayu bakar, menanam bibit tanaman

duduk atau bekerja, diam atau bicara

jangan kurang, jangan berlebih jumlahnya

Murid bertanya :

  • Mengapa setiap saat harus berdzikir? Mengapa harus sejumlah yang ditentukan?

Guru Sufi menjawab :

Dzikir adalah ingat kepada Allah Maha Pencipta
Jadikan dzikirmu mengalir di semua urat dan syarafmu
Agar tak salah pekerjaanmu dan sampai ke tujuan
Siapa tak tepat berdzikir, dia akan terantuk batu saat berjalan,
kakinya terperosok tak tahu kubangan
tangannya terluka karena pisau tak bermata
tenggelam karena menaiki perahu berlubang

Jumlah kutetapkan,
agar pikiranmu sibuk menghitung dan tetap menghitung
jangan kau berikan pikiranmu pada angan-angan
agar seisi dunia tak mengalihkan
aliran dari hati, otak dan anggota badan
teruslah berjalan dan hitunglah dzikirmu dalam diam
agar bosan akhirnya nafsumu menggoda.

****